Jumat, 14 Desember 2012

Air Untuk Kehidupan



Air adalah kehidupan. Tanpa air manusia tak bisa hidup. Maka, sebagaimana tanah dan udara, air merupakan kebutuhan yang paling vital. Tahukah kita bahwa beberapa bagian di muka bumi ini mengalami krisis air yang sangat parah?


The Earth Institute Columbia University memberikan beberapa fakta mengenai air dan makanan yang ada di Bumi. Berikut ini adalah fakta-fakta yang dipaparkan oleh The Earth Insitute:

  1.  Jika diakumulasikan, penggunaan air di India, Cina, dan Amerika Serikat adalah satu pertiga dari jumlah seluruh air di dunia.
  2.  Lebih dari 90 persen penggunaan air adalah untuk pertanian dan perkebunan. Walaupun begitu, hanya 16 persen lahan yang telah teririgasi dari sekian banyak penggunaan air untuk pertanian.
  3.  16  persen lahan yang teririgasi menghasilkan 36 persen bahan makanan.
  4.  Ekstraksi air tanah meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu lima tahun. Konsumsi air tanah di Cina dan India meningkat sepuluh kali lipat sejak tahun 1950.
  5.  Penggunaan air tanah yang begitu besar berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut sebanyak 25 persen dalam beberapa tahun terakhir.
  6.  Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Climate Dynamics, penggunaan air tanah juga mengubah iklim lokal dan mempercepat pemanasan global.
  7.  Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2030 hampir setengah populasi manusia yang ada akan kekurangan air.
  8. Krisis air akan mengancam kelangsungan pembangkit listrik di dunia. Krisis air yang diakibatkan permintaan yang tinggi akan membuat pembangkit listrik tidak berfungsi.

(Arief Sujatmoko untuk National Geographic Indonesia. Sumber: The Earth Institute)

WHO (Badan Kesehatan PBB) bahkan mencatat 1,5 juta penduduk dunia setiap tahun mati diakibatkan air. Baik itu disebabkan kelangkaan air bersih, pencemaran industri, perang, kekerasan, dan lainnya. Kenyataan ini tentu sangat ironis sekali, bahkan terasa menghina kemanusiaan kita. Maka, untuk memberi peringatan kepada penduduk bumi tentang betapa pentingnya menjaga ketersediaan dan ketahanan air, setiap tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Air Sedunia.

Fakta Air Di Indonesia

Indonesia memiliki enam persen dari persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik, namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun di berbagai daerah selalu terjadi kelangkaan dan kesulitan air. Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung berkurang akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15–35% per kapita per tahun.

Penurunan kuantitas air lebih banyak disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air sehingga pada musim hujan air tidak sempat meresap ke dalam tanah sehingga terjadi banjir, dan pada musim kemarau persediaan air berkurang karena suplai air dari mata air juga berkurang. Sementara itu penurunan kualitas lebih banyak disebabkan oleh pencemaran berbagai limbah dari industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian.



Ada anggapan bahwa persediaan air dalam keadaan tak terhingga karena air dapat terus menerus terbentuk melalui tahap daur hidrologi, walaupun sebenarnya hanya sebagian kecil saja air yang dapat digunakan setiap saat. Anggapan ini menimbulkan pola konsumsi air yang mengarah pada pemanfaatan yang tidak berkelanjutan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

Sesuai dengan daur hidrologis, maka air hujan tersebut sebagian akan mengisi danau dan situ baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui mata air dan aliran sungai. Indonesia diperkirakan memiliki lebih dari 500 danau yang tersebar dari dataran rendah hingga puncak gunung. Dari sekian banyak danau tersebut, Danau Toba di Sumatera Utara yang mempunyai luas sekitar 110 ribu hektar merupakan danau yang terluas di Indonesia.
            Berikut data yang saya kutip dari Forum Danau Indonesia th. 2004:

Namun meski Indonesia tergolong negeri yang memiliki ketersediaan air cukup besar, pada kenyataannya masih sering terjadi kekeringan dan kelangkaan air bersih. Hal ini biasanya berlangsung pada setiap datang musim kemarau dimulai dari bulan Juni hingga Oktober. Pada bulan Oktober 2012 kemarin Pemerintah mencatat kelangkaan air bersih telah melanda 947 desa. Jumlah ini meningkat dari pertengahan Juli lalu yang tercatat 910 desa. Kelangkaanair bersih ini disebabkan musim kemarau yang tengah melanda Indonesia.

Berdasarkan data pemerintah, kelangkaan air banyak terjadi di Jawa Tengah sebanyak 353 desa. Jumlah itu disusul Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat sebanyak 121 desa dan 101 desa. Sedangkan di Maluku hanya satu desa yang mengalami kelangkaan air. Di Kabupaten Wonogiri, tempat tinggal penulis, berdasarkan data yang dihimpun Solopos (26/7/2012), delapan kecamatan yang mengalami kekeringan yakni Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno, Manyaran dan Nguntoronadi. Kondisi yang dinilai terparah berlangsung di Kecamatan Paranggupito dan Pracimantoro.


Fenomena kelangkaan dan kekeringan air di Indonesia sebenarnya akibat tata kelola lingkungan yang kurang baik. Banyak lahan-lahan pertanian dan hutan yang beralih fungsi menjadi pemukiman, kurangnya daerah resapan air, gencarnya pembangunan kawasan industri, rusaknya lingkungan sungai, danau, situ, dan beberapa kawasan yang digunakan untuk penampungan air oleh pencemaran limbah pabrik dan rumah tangga, serta tidak adanya kebijakan strategis dan perhatian serius dari pemerintah maupun para stakeholder dalam menangani krisis air bersih. Padahal air merupakan kebutuhan paling penting dan urgen bagi kelangsungan hidup manusia.   


Manfaat Air Bagi Manusia

Manusia membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak dan darah adalah dua organ penting yang memiliki kadar air di atas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90 persen, sementara darah memiliki komponen air 95 persen. Jika kadar air dalam tubuh berkurang 1 persen, maka akan timbul rasa haus dan gangguan mood; jika berkurang 2-3 persen, suhu tubuh akan meningkat, timbul rasa haus dan gangguan stamina; jika berkurang 4 persen, kemampuan fisik akan menurun hingga 25 persen; dan apabila kadar air di dalam tubuh berkurang hingga 7 persen seseorang bisa jatuh pingsan hingga menyebabkan kematian.
Lalu, apa saja peran air bagi tubuh kita? Mengapa tubuh membutuhkan 2-2,5 liter atau 8 gelas sehari?


Simak 12 fakta penting manfaat air bagi tubuh berikut ini:

1. Mencerdaskan Otak
Sel-sel otak merupakan salah satu bagian tubuh yang membutuhkan makanan dan oksigen dalam jumlah besar, dimana makanan tersebut datang melalui darah. Tanpa air yang cukup, darah akan mengental dan sistem kerja saraf otak menjadi terhambat. Hal ini akan menurunkan daya kerja otak dan berpengaruh pada tingkat kecerdasan seseorang.

2. Membentuk Sel dan Cairan tubuh
Air adalah komponen utama pembentukkan berbagai sel tubuh, yaitu sebesar 70-85 persen. Air berperan penting dalam pembentukan berbagai cairan tubuh, seperti darah, cairan lambung, hormon, enzim dan sebagainya.

3. Menyehatkan Jantung
Tahukah Anda air putih ternyata berkhasiat meminimalkan risiko serangan jantung. Para peneliti dari Universitas Loma Linda, di California, melakukan penelitian terhadap 20.000 responden (pria dan wanita) yang sehat, dan menemukan bahwa para responden yang minimal minum air lebih banyak dari 5 gelas sehari memiliki risiko kematian akibat serangan atau gangguan jantung yang lebih kecil, dibandingkan responden yang minum lebih sedikit dari 2 gelas per hari.

4. Memperlancar Sistem Pencernaan
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar. Proses ini akan mencegah gangguan pembuangan (konstipasi), karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses lebih mudah dikeluarkan. Selain itu, pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.

5. Mempertahankan Keseimbangan Tubuh
Jika asupan air dalam tubuh menurun, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri dan virus. Namun, tubuh manusia memiliki mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan keluar. Dalam keadaan normal, manusia akan merasa haus jika kekurangan cairan dalam tubuh. Untuk mempertahankan asupan air dalam tubuh, manusia membutuhkan kira-kira 2 - 2,5 liter (8 – 10 gelas) per hari.

6. Mengatur Suhu Tubuh
Air menghasilkan panas, menyerap dan menghantarkan panas ke seluruh tubuh sehingga dapat menjaga suhu tubuh agar tetap stabil. Melalui produksi keringat yang sebagian besar terdiri atas air dan garam, air turut mendinginkan suhu tubuh. Jika berada di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara dingin membuat tubuh cepat mengalami dehidrasi. Di ruang yang suhunya tidak tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk menyeimbangkan suhu.

7. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Air berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari dibandingkan jika kekurangan air. Tanpa asupan air yang cukup, metabolisme di dalam tubuh tidak akan berjalan lancar. Kardiolog asal AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit satu liter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22 %. Tak heran bila kehilangan 7% cairan, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

8. Meningkatkan Kesuburan
Bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan, ternyata air dapat membantu meningkatkan kesuburan karena akan merangsang produksi hormon testoteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita.

9. Merawat Kecantikan
Bila kekurangan cairan, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Minum cukup air dapat menjaga elastisitas, kelembutan, dan kelembapan kulit, serta mencegahnya dari kekeringan.

10. Merampingkan Tubuh
Selain memperlancar pencernaan, jumlah air yang seimbang dalam tubuh juga dapat menekan obesitas atau berat badan yang berlebihan. Minum air hangat sebelum makan (sehingga terasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

11. Membersihkan Racun (Detoksifikasi)
Tubuh menghasilkan berbagai sisa metabolisme yang tidak diperlukan termasuk toksin. Berbagai sisa metabolisme itu dikeluarkan melalui saluran cerna, saluran kemih, saluran nafas, dan kulit, yang memerlukan media, yaitu air. Asupan air yang cukup dapat membantu proses pembuangan racun yang terjadi pada ginjal dan hati.

12. Memulihkan kondisi tubuh
Asupan air yang mencukupi ketika sakit, berkhasiat meredakan demam dan mengganti cairan yang hilang. Kondisi ini mendukung proses pemulihan. Air putih juga membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker, serta mencegah penyakit batu ginjal dan hati.

Upaya Menjaga Ketersediaan Air

Setelah mengetahui betapa pentingnya air bagi kehidupan kita, maka sudah kewajiban kita mulai sekarang bersahabat dengan zat penting yang satu ini. Minum air sesuai anjuran yaitu minimal 8 gelas sehari, apakah sedang haus atau tidak, merupakan investasi hidup sehat yang dapat membantu kita terhindar dari penyakit ginjal dan hati. Dan lebih penting dari itu menjaga lingkungan kita agar tidak kekurangan air bersih. 


Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah atau masyarakat untuk menjaga ketersediaan sumber mata air, di antaranya:

a. Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat, misalnya mengawasi penggunaan air tanah oleh perusahaan cuci kendaraan, agar penggunaannya tidak jor-joran dan melebihi kapasitas;

b. Pemberian surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) harus disertai kewajiban penyediaan lahan terbuka yang diperuntukkan bagi penyerapan air hujan ke dalam tanah;

c. Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai pemanfaaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air;

d. Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah, yang manfaatnya akan sangat dirasakan jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan;

e. Mewajibkan setiap pemilik bangunan untuk menyediakan lahan untuk menanam pohon yang dimaksudkan untuk menyimpan sebagian air resapan, selain tentunya untuk menyerap polusi udara dan memberi keteduhan.

f. Memberdayakan partisipasi masyarakat perkotaan untuk dapat bertindak secara bijak dalam hal pemanfaatan air tanah untuk keperluan yang penting saja.

Dalam konteks ketersediaan cadangan air tanah, tampaknya pembangunan sumur resapan merupakan kebutuhan mendesak bagi segenap warga perkotaan, baik di kota besar maupun di kota kecil. Waryono (2002) dalam sebuah penelitiannya menyimpulkan bahwa setiap sumur resapan akan mampu meneruskan air hujan ke dalam tanah sebanyak 40 drum/tahun atau 8 m3/tahun. Dalam hal ini, beberapa Perda di Indonesia telah mengaturnya secara jelas. Khusus untuk Jakarta, optimalisasi penampungan air hujan di bawah tanah telah diatur Pemerintah DKI Jakarta melalui Perda Nomor 68 Tahun 2003. Namun, potensi pemulihan air tanah secara buatan di Jakarta masih sangat rendah.

Untuk mewujudkan kelestarian sumber mata air, diperlukan kebijakan yang terintegrasi, baik dari aspek stakeholder maupun pendekatan pengelolaan. Karena cara dan proses pendayagunaan sumber daya air didasarkan keterkaitan air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan pendayagunaan air permukaan sebagai langkah utama. Karenanya, sangat diharapkan perhatian yang sangat serius dari pemerintah dalam upaya mengatasi kelangkaan air, terutama di wilayah perkotaan dan daerah tandus pada setiap tiba musim kemarau.

Di beberapa daerah, khususnya di pedesaan, banyak terdapat sumber mata air berupa sendang, danau, situ, atau belik sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan masyarakat. Seringkali kurangnya kesadaran masyarakat, penggunaan sumber mata air ini secara sembarangan semisal untuk MCK. Banyak juga yang membuang sampah di area sumber mata air yang menyebabkan pencemaran dan rusaknya lingkungan. Mesti ditumbuhkan kesadaran menjaga dan memelihara area sumber daya air. Perlu dibangun tampungan-tampungan air (tandon), sehingga penggunaan air bisa dikontrol dan diatur secara bijaksana.

Dimulai Dari Keluarga

Di dalam keluarga maupun lingkungan terdekat kita bisa menggalakkan kampanye penghematan air. Gunakan air dengan bijaksana dan sesuai kebutuhan. Jangan menghambur-hamburkan air. Karena kita mesti sadar, di belahan dunia lain banyak orang menderita kelaparan dan kehausan karena ditimpa kekeringan berkepanjangan. Edukasi intensif di sekolah dan pada generasi muda terhadap upaya penyelamatan lingkungan dari kerusakan dan eksploitasi berlebihan yang menyebabkan berkurangnya sumber daya air di muka bumi.



Pureit salah satu produk pemurni air dari Unilever memberi solusi untuk pemenuhan akan air bersih yang sehat dan bebas dari kuman dan bakteri. Pada prinsipnya meminum air dari sumber air mana saja baik itu sumur, mata air, sungai, atau dari mana pun selama terjaga kebersihan dan higienitasnya serta bebas dari pencemaran bakteri atau kuman dan bahan kimiawi sama baiknya. Sayangnya, banyak sekali lingkungan di sekitar kita yang tercemar sumber airnya. Banyak air tanah yang diambil dari sumur, situ, danau, atau sumber mata air lainnya telah tercemar.

Untuk itu diperlukan teknologi pemurni air (water purifier) yang efisien dan efektif serta terjangkau oleh masyarakat. Pureit adalah cara mudah, praktis dan dengan harga yang terjangkau untuk mendapatkan air minum yang terlindungi dari kuman berbahaya. Pureit tidak memerlukan sambungan ke keran. Tanpa gas dan listrik. Sangat praktis digunakan. Tinggal tuangkan air tanah/PAM mentah yang biasa dimasak untuk minum ke dalam Pureit. Kapasitas wadah atas 9 liter dan wadah transparan 9 liter. Tersedia dalam dua warna pilihan: putih biru dan putih marun.
Pureit yang sudah mendapat sertifikasi global dan nasional bekerja dengan teknologi canggih 4-tahap pemurnian air “Teknologi Germkill” untuk menghasilkan air yang benar-benar aman terlindungi sepenuhnya dari bakteri dan virus. 4 Tahap Penyaringan tersebut meliputi:

1. Saringan Serat Mikro yang berfungsi mengilangkan kotoran
2. Filter Karbon Aktif berfungsi menghilangkan parasit & pestisida berbahaya
3. Prosesor Pembunuh Kuman Dengan 'programmed disinfection technology' berfungsi menghilangkan bakteri dan virus berbahaya yang tidak terlihat.
4. Penjernih berfungsi membuat air jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami

Pureit Indonesia juga memberikan Jaminan Perlindungan :
Perlindungan 1 – Pureit Germkill Life Indicator
Pureit memiliki Indikator unik, yang akan memberitahukan Anda beberapa hari sebelumnya kapan perlu mengganti 'Germkill Kit’

Perlindungan 2 – Mekanisme Penghentian Otomatis
Jika ‘Germkill Kit’ tidak diganti pada waktunya, Pureit secara otomatis akan menghentikan aliran air sampai penggantian dilakukan. Mekanisme Penghentian Otomatis Pureit akan menghentikan air sehingga air akan meluap dari Germkill Life Indicator. Hal ini akan menjamin anggota keluarga Anda akan selalu meminum air yang aman.

Germkill Kit ;
Pureit bekerja dengan Germkill Kit (Perangkat Pembunuh Kuman) yang tahan lama dan dapat diganti.

Komponen 2,3,4 harus diganti secara bersamaan setelah memurnikan sekitar 1500 liter* air. Atau setara dengan ~80 galon, dalam pemakaian normal tahan sekitar 6 -8 bulan**.Ketiga komponen ini tersedia dalam sebuah kemasan 'Germkill Kit'.


Kehadiran produk Pureit sebagai pemurni air sangat membantu kehidupan masyarakat. Dengan menggunakan teknologi Pureit akan meminimalisir pencemaran air. Membantu kita menghindarkan keluarga dari segala jenis penyakit. Aman dikonsumsi langsung oleh anak-anak maupun ibu hamil. Harganya yang relatif terjangkau kantong masyarakat sehingga memberikan ketenangan dan kenyamanan kita dalam mengkonsumsi air bersih. Biar bagaimana pun kesehatan lebih utama dan penting untuk hidup kita. Semua itu bisa dimulai dari mengkonsumsi air yang bersih dan menyehatkan. Dengan begitu kualitas hidup kita serta generasi mendatang akan terus terjaga!

Senin, 12 November 2012

Mobil Sporty Dan Handal Jadi Pilihan




Sebagai alat transportasi modern, mobil kini tak lagi sekadar sebagai alat angkut penumpang dan barang. Mobil juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup, hobi, fashion, bahkan memiliki nilai estetik tersendiri bagi sebagian kalangan. Pilihan terhadap sarana transportasi satu ini pun bukan lagi pada fungsi dan kebutuhan, tapi lebih kepada selera dan teknologi. Orang memilih mobil berdasarkan pada status sosial, gender, profesi, hobi, dan pragmatisme individu. Mereka menjadikan mobil ajang mengaktualisasikan diri.

Maka, segmentasi pilihan terhadap mobil yang dipakai pun beragam. Orang kaya dan berstatus sosial tinggi tentu memilih mobil mewah dengan harga selangit lengkap dengan teknologi mutakhir di dalamnya. Sementara kelas menengah ke bawah memilih mobil disesuaikan dengan kantong. Meski demikian mereka juga tetap mengutamakan kualitas, performa, teknologi, dan desain. Adalagi segmentasi pilihan mobil berdasar hobi, komunitas, atau profesionalitas. Mobil sport disukai mereka yang suka balapan, mobil antik dan mobil dengan kualifikasi tertentu disukai para kolektor atau komunitas, mobil keluarga disukai oleh mereka yang anaknya banyak, mobil berjenis city car yang small and smart disukai eksekutif muda.

Kini bahkan ada kecenderungan memilih mobil dengan memadukan semua unsur kebutuhan. Mereka menginginkan mobil berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) dengan teknologi mutakhir yang tidak hanya bisa digunakan berpetualang, tetapi juga cukup elegan dan excited untuk dibawa ke kantor maupun mengajak anggota keluarga jalan-jalan. Daihatsu sebagai produsen mobil terpercaya sejak puluhan tahun silam menangkap trend pasar konsumen mobil. Mereka kemudian menciptakan mobil Terios 7-Wonders yang tidak hanya handal dalam menempuh perjalanan jauh, mengarungi medan berat dan sulit, tetapi juga memperhatikan segi safety, kenyamanan, desain eksterior dan interior, teknologi mutakhir, serta hemat bahan bakar.

Ini terbukti dari tour perjalanan panjang tim Terios 7-Wonders sepanjang 3.657 km selama 15 hari dari VLC Sunter Jakarta hingga mencapai tugu “Nol” kilometer di Sabang, Aceh tak mengalami kendala berarti. Tak ada satu pun dari mobil Terios 7-Wonders mengalami kerusakan. Perjalanan panjang yang melewati beberapa kota di lintas Sumatera hakekatnya adalah perjalanan wisata dan budaya. Para anggota tim yang mengikuti tour bisa menikmati berbagai pemandangan indah sepanjang perjalanan. Mereka juga mengenal beragam bentuk seni dan budaya daerah di tiap kota yang disinggahi. Hal ini tentu akan semakin menambah pengetahuan dan wawasan mereka. Ternyata Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman seni budaya yang elok. Salah satu kekayaan negeri yang mampu menjadi daya tarik wisatawan mancanegara, sehingga mampu menambah devisa negara.

Arti Petualang

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata petualang berasal dari kata dasar tualang yang artinya; pengembara, tidak tentu tempat tinggalnya, berkeliaran. Sementara kata petualang sendiri berarti orang yang suka mencari pengalaman sulit-sulit atau berbahaya. Maka, bisa dikatakan bahwa petualang merupakan seseorang yang memiliki jiwa pemberani, tangguh, liat, teguh, dan ambisius. Petualang merepresentasikan keinginan untuk menaklukkan tantangan, hambatan, kesulitan, dan aral bahaya. Predikat petualang ini pun kemudian disematkan kepada mereka-mereka yang hobi mendaki gunung, panjat tebing, menjelajah rimba, mengarungi lautan ganas, menyusuri daerah terpencil/pelosok, dan berbagai kegiatan lainnya yang mengandung resiko besar.

Pada zaman dahulu petualangan biasanya dihubungkan dengan usaha untuk menaklukkan suatu wilayah guna dijadikan koloni dan sumber daya ekonomi baru. Para petualang besar seperti Marcopolo, Vasco da Gama, Chistoper Colombus, dan yang lainnya, berambisi menemukan tanah-tanah baru serta sumber kekayaan alam yang berlimpah. Perburuan kekayaan alam yang sangat berharga seperti rempah-rempah, emas, perak, tembaga, dan lain sebagainya menjadi tujuan utama. Tak peduli hal itu kemudian dibarengi dengan usaha genosida, yakni menumpas penduduk setempat. Terlepas dari implikasi buruk dari kegiatan berpetualang oleh kaum imperialis itu, kisah para petualang ini pun mendapatkan tempat istimewa di tengah masyarakat. Pengalaman mereka dalam menaklukkan tantangan dan mara bahaya yang menghadang sangat luar biasa, sehingga menimbulkan kesan heroik.

Di zaman modern sekarang, kisah petualangan tidak lagi identik dengan kegiatan kolonialisme atau perampokan, tetapi lebih kepada olah raga dan hobi. Berpetualang biasanya dilakukan oleh mereka yang bosan atau jenuh dengan kemapanan. Mereka yang merasa suntuk dengan rutinitas kerja dan suasana kehidupan metropolis yang serba formal, kemudian berusaha mencari suasana baru dengan melakukan kegiatan outbound. Pergi ke daerah pedesaan, hutan, gunung, laut, dan tempat-tempat lain yang jauh dari kota. Biar pun harus menghadapi banyak tantangan, hambatan, kesulitan, dan kendala yang cukup beresiko, namun hal itu dihadapi mereka dengan senang hati. Pun kegiatan ini sangat melelahkan dan menguras energi, namun memberi suatu kepuasan. Sebab, tujuan mereka berpetualang tak lain adalah refreshing dan exciting.

Penggemar petualangan pun kini makin banyak dan beragam, tidak hanya dari kalangan tertentu yang hobi berpetualang, tapi juga mereka yang pengen merasakan aroma adventure. Berpetualang menjadi trend baru di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya kaum eksekutif muda. Sebab, berpetualang tidak melulu harus berhadapan dengan bahaya. Menjelajahi kota-kota atau daerah sembari menikmati pemandangan alam nan eksotik juga bisa dibilang berpetualang. Sarana mobilitas pun tidak mesti dengan kendaraan jenis offroader seperti jeep dengan chasis yang tinggi, ban karet besar, dan kap yang terbuka. Mobil jenis SUV yang elegan dan cantik pun bisa menjalani fungsi berpetualang. Sebab, mobil jenis ini ditengarai sangat handal, tangguh, sekaligus sangat excited untuk diajak menjelajah.

Konsep Mobil Petualang


Memenuhi harapan para traveller, produsen mobil ternama Daihatsu kemudian meluncurkan mobil Sahabat Petualang berjenis SUV dengan nama Terios 7-Wonders. Konsep mobil sahabat petualang yang dicetuskan oleh Daihatsu dengan ikon-nya Terios 7-Wonders tentu sangat menarik dan disambut hangat oleh konsumen mobil. Sebab, baru kali ini ada produsen mobil kelas dunia mencetuskan ide seperti ini. Mobil yang dimaksud itu tidak semata merupakan sarana transportasi untuk kebutuhan kerja atau harian, tetapi juga memenuhi kebutuhan akan hoby dan gaya hidup. Banyak kalangan, terutama para eksekutif muda, memiliki hobi touring dan berpetualang. Di tengah kesibukan kerja yang menyita tenaga dan waktu mereka berharap bisa melepas penat barang sejenak. Mereka membutuhkan refreshing atau relaksasi. Salah satunya adalah dengan menyalurkan hobi berpetualang.

Seperti yang penulis paparkan di awal, kegiatan touring Terios 7-Wonders menjelajahi wilayah Sumatera dengan start dari Jakarta menuju Sabang telah membuktikan bahwa mobil ini sangat pantas disebut sebagai Mobil Sahabat Petualang. Kinerjanya yang bagus di setiap trek yang dilalui, ketahanan mesin, aerodinamika mobil yang halus, ketangguhannya dalam menempuh medan sesulit apa pun, dan performanya yang elegan tak perlu diragukan lagi. Memang sempat terjadi kecelakaan di  daerah Tarutung. Hal ini disebabkan jalanan sepanjang Mandailing Natal – Tarutung kondisinya tak stabil. Sebagian mulus sebagian lagi rusak parah karena perbaikan jalan yang belum juga selesai. Bekas jembatan yang putus karena banjir bandang sudah diperbaiki.Kerusakan jalan ini membuat perjalanan agak terhambat. Jalanan tanah berbatu lagi-lagi menguji ketangguhan suspensi Terios. Ternyata suspensi Terios masih oke.



Sisi menarik dari kehadiran Terios 7-Wonders, mobil ini bukan sekadar menawarkan kenyamanan dan keamanan berkendara, tetapi juga sebagai penyaluran hobi berpetualang bagi para petualang. Konsep Sahabat Petualang yang dilekatkan pada mobil ini sangat pas karena memenuhi semua kriteria dan kebutuhan yang diinginkan para penghobi bertualang. Ke depan, mungkin perlu dikembangkan lagi konsep Mobil Sahabat Petualang menjadi mobil land cruiser yang lebih hebat dan futuristik dengan menambah elemen-elemen teknologi mutakhir! Bravo, Terios7-Wonders!

Rabu, 13 Juni 2012

Memanfaatkan Teknologi Digital Untuk Kemajuan Bangsa Indonesia

Kemajuan teknologi berdampak pada perubahan sosial budaya dan perilaku hidup masyarakat. Lihat saja sekarang di mana-mana banyak orang menenteng hape, bukan sekadar hape biasa yang untuk menelepon dan sms, tapi juga bisa untuk internetan. Bahkan berkat perkembangan dan kemajuan teknologi digital perangkat komunikasi seluler itu telah dilengkapi operasi system (OS) yang lebih canggih, sehingga kemampuannya lebih kompitabel. Istilah hape android atau smartphone (ponsel cerdas) bukan hal aneh lagi. Karena gadget satu ini sudah mampu mencakup segala keperluan dan kebutuhan penggunanya, terutama dalam menunjang mobilitas dan aktivitas (pekerjaan) sehari-hari. Hampir semua profesional di berbagai bidang sangat bergantung pada perangkat komunikasi seluler ini!

Era teknologi digital memang banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan teknologi digital mampu memberikan perubahan signifikan pada kehidupan masyarakat. Banyak pekerjaan atau aktivitas yang biasanya dilakukan secara tradisional atau konvensional bisa diambil alih oleh teknologi digital dengan hasil yang tak kalah bagus, bahkan lebih cepat, akurat, dan perfect. Prinsip efesiensi, kepraktisan, fleksibilitas, dan ekonomis menjadi satu keunggulan teknologi digital. Dengan pemanfaatan teknologi digital berbagai kemudahan bisa kita dapatkan. Sebagai contoh kecil; dulu kalau mau belanja orang repot bawa banyak uang di dompet dengan resiko dicopet atau hilang di jalan, tapi sekarang cukup dengan kartu kredit atau kartu ATM lebih praktis. Dulu menulis surat dengan selembar kertas dan pakai perangko, pakai waktu lama lagi. Tapi sekarang cukup dengan menulis SMS atau email tinggal kirim dan sampai ke tujuan tanpa GPL (gak pake lama, istilah anak zaman sekarang)!

Sebagai orang yang menekuni dunia menulis selama lebih dari 20 tahun, saya merasakan benar kemanfaatan dari kehadiran teknologi digital ini. Dulu pada sekitar tahun 90-an hingga awal 2000 saya biasa menulis dengan menggunakan mesin tik. Untuk mengirim tulisan ke media massa (suratkabar, tabloid, atau majalah) saya membutuhkan kertas, pita tik, amplop, lem, dan tentu saja prangko. Semua itu membutuhkan biaya tidak sedikit. Jika salah dalam mengetik atau mau mengedit sebuah tulisan saya kadang harus membuang banyak kertas, karena redaktur media massa biasanya tak mau menerima tulisan yang banyak coretan atau noda tip-ex. Saya juga harus membuat salinan atas tulisan yang saya kirim agar kelak jika tidak dimuat saya bisa mengirimkan ke media lain, tentu saja dengan mengetik ulang. Bisa dibayangkan betapa repot, ribet, dan susahnya, kan? Sudah banyak buang uang, waktu, tenaga, dan pikiran. Lebih apesnya lagi kalau manuskrip tulisan karya kita hilang atau rusak karena suatu sebab semisal; dimakan rayap, kebanjiran, kebakaran, dan lain-lain.

Semua kerepotan dan keribetan itu bisa teratasi ketika saya memiliki komputer pertama pada tahun 2002. Dengan menggunakan komputer saya bisa menulis dan mengedit tulisan dengan enak. Hasil tulisan juga bisa disimpan tanpa takut rusak atau hilang, karena saya simpan di disket atau CD. Jadi kalaupun komputer hang atau error bisa di-back up atau diinstal ulang. Untuk mencetak tulisan menggunakan printer. Tidak perlu harus mengetik ulang jika mau dicetak lagi. Memang sih, harga komputer dan printer cukup mahal. Tapi dinilai dari fungsi dan kegunaannya yang sangat kompitabel, tentu komputer lebih unggul dibanding dengan mesin tik konvensional.

Apalagi kemudian masuknya jaringan internet ke pelosok daerah dengan tarif akses yang relatif murah semakin membantu kerja saya sebagai penulis. Saya kini tak memerlukan lagi kertas, karena mengirim tulisan ke media massa bisa melalui e-mail (surat elektronik). Lebih praktis, fleksibel, efisien, dan ekonomis. Bahkan untuk tulisan yang disertai dengan foto (gambar) bisa langsung di-upload. Penggunaan jaringan internet sebagai sarana lalu lintas data (dokumen/file) secara signifikan mampu menekan penggunaan kertas yang pada akhirnya membantu menjaga kelestarian lingkungan. Karena bisa mengurangi penebangan kayu di hutan (sebagai bahan baku kertas) dan mengurangi limbah/sampah dari kertas.

Meningkatnya pengguna internet di dunia semakin mempertegas lagi era digital. Para produsen gadget dan komputer bersaing mengeluarkan produk-produk terbaru, lebih canggih, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Mengingat pangsa pasar produk elektronik ini sangat besar. Di Indonesia sendiri pengguna layanan internet telah melewati angka 50 juta lebih. Sayangnya, kebanyakan pengguna internet di Indonesia terfokus pada kegiatan social media seperti facebook, twitter, badoo, twoo, netlog, dan yang sejenis. Jika diprosentase lagi yang memanfaatkan situs jejaring sosial itu untuk kegiatan bisnis, pemasaran, edukasi, training, atau kegiatan ekonomi kreatif lainnya sangat sedikit. Padahal dilihat dari sudut ekonomi peluang dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di situs jejaring sosial itu sangat besar sekali.

Para user internet di Indonesia sepertinya juga kurang memanfaatkan internet untuk kegiatan bisnis atau kegiatan positif lainnya. Padahal di negera maju seperti Amerika, negara-negara Eropa, dan Jepang, pemanfaatan internet untuk kegiatan ekonomi dan bisnis sangat besar sekali. Mereka memanfaatkan layanan website, blog, micro blogging, dan lain sebagainya untuk menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis. Banyak dari mereka yang bisa mendapatkan penghasilan atau revenue sangat besar di internet. Bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang muda. Mungkin dalam benak kita muncul celetukan; ya kalau punya modal uang gampang saja menjalankan bisnis di internet. Kita kan kudu pakai domain plus hosting berbayar? Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Untuk langkah awal, kita bisa menggunakan jasa layanan pembuatan blog gratis. Dengan situs gratis inilah kita bisa belajar berkreasi dan proses pengembangan diri. Bahkan kalau kita pandai memanfaatkan peluang, kita bisa mendapatkan banyak keuntungan dari layanan blog gratis ini.

Menjadi seorang blogger, istilah bagi pemilik website atau blog pribadi, memang banyak manfaatnya. Kita bisa berekspresi mengaktualisasikan diri kita dengan bebas dan mengembangkan potensi diri kita, terutama dalam hal menulis. Kita juga bisa memanfaatkan blog kita untuk kegiatan berpromosi dan berbisnis. Dengan memiliki blog sejatinya kita telah menunjukkan eksistensi diri. Kita juga bisa sharing sesama blogger dan tukar informasi dengan saling memasang link di blog masing-masing. Beberapa komunitas yang mewadahi para blogger diantaranya adalah Blogger Nusantara dan Komunitas Ngawur, bisa menjadi ajang silaturahmi dan komunikasi dengan sesama blogger. Para blogger bisa mendapatkan tips, trik, dan info-info menarik yang berguna bagi pengembangan blognya masing-masing.

Teknologi digital tidak hanya berkisar pada produk gadget dan komputer, tetapi juga produk elektronik lain seperti; televisi, kamera foto, kamera video, dan lain sebagainya. Pemanfaatan teknologi digital di Indonesia memang belum begitu besar mengingat konsumen produk ini relatif masih sedikit. Selain itu sumber daya manusia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan sumber daya ekonomi masyarakat kita yang berbasis agraris menjadi faktor kurangnya pemanfaatan teknologi digital. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang berbasis industri seperti; Amerika, negara Eropa, Jepang, dan yang lainnya. Mereka telah banyak memanfaatkan teknologi digital untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsanya. Sebenarnya Indonesia bisa melakukan hal ini bila ada kemauan dan tekad kuat untuk mengejar ketertinggalan. Tapi banyak dari kita yang masih dihinggapi budaya malas dan berdalih gaptek, sehingga menurunkan daya saing dalam bidang teknologi digital.

Padahal jika kita mau belajar tidak ada hal yang tidak mungkin tidak bisa dilakukan. Banyak informasi dan pengetahuan berharga yang bisa kita dapatkan seputar teknologi digital yang bertebaran di internet. Bahkan untuk mempelajari hal ini tidak mesti harus mengeluarkan biaya besar alias gratis. Salah satu situs yang memberikan informasi bermanfaat seputar bidang teknologi digital adalah Pusat Teknologi. Di situs ini kita bisa menyerap banyak ilmu dan pengetahuan berharga dalam bidang teknologi, bahkan diberikan tutor segala. Uraiannya yang sangat jelas, terperinci, dan kompherensif mudah dicerna. Kita pun bisa cepat mempelajari dan mengaplikasikannya. Tak ada kata terlambat untuk belajar, apalagi dalam bidang teknologi. Kemajuan sebuah bangsa akan terlihat dari seberapa besar penggunaan produk teknologi yang terbarukan. Karena sifat teknologi yang terus berkembang dan terperbaharui, maka jangan sampai kita ketinggalan. Kita bangun kesadaran akan pentingnya pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi digital, untuk kepentingan dan kemajuan bangsa Indonesia!


Kamis, 24 Mei 2012

Membangun Usaha Di Atas Kebersamaan

Seandainya saya CEO Group Bakrie :

Usia 70 tahun bukanlah usia yang muda. Ibarat sebuah pohon sudah menunjukkan kematangan dan kekokohannya. Mulai dari akar, batang, dahan, hingga rantingnya telah kuat. Semua unsur dari pohon itu pun telah mendatangkan kemanfaatan. Begitulah saya memberikan gambaran tentang kelompok usaha yang memasuki usia 70 tahun seperti Group Bakrie ini. Sebagai seorang CEO saya tentu sangat mengetahui kondisi dan situasi yang ada di dalam perusahaan yang saya pimpin ini!

Bukan hal mudah memimpin kelompok usaha sebesar dan setenar Group Bakrie ini. Dengan semua hal yang telah didapat dan dicapai, predikat sang pioner melekat pada perusahaan ini. Kapabilitas, kredibilitas, dan akuntabilitas dari perusahaan ini telah diakui oleh semua kalangan dengan telah mampu mencapai usia 70 tahun. Soliditas, integritas, dan loyalitas dari seluruh elemen yang berperan dalam menggerakkan roda bisnis Group Bakrie menjadi kunci utama. Kelebihan inilah yang senantiasa akan kami jadikan sebagai tagline perusahaan.

Merubah Paradigma

Sebagai kelompok usaha dengan nama besar dan mendunia, Group Bakrie telah menghasilkan banyak prestasi dalam beberapa bisnis yang digelutinya. Berbagai keuntungan dan penghargaan telah didapat oleh Group Bakrie melalui lini-lini perusahaan yang dijalankan. Tapi tidak bisa dipungkiri bila beberapa sisi kekurangan dan kelemahan masih menghiasi. Semisal tentang komunikasi sosial dan nama Bakrie yang selalu dikaitkan dengan persoalan politik atau musibah lumpur Lapindo di Sidoharjo, Jawa Timur. Justru disinilah tantangan kami untuk senantiasa memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan itu agar tercapai kesempurnaan.

Banyak isu di luar yang mengatakan bahwa Group Bakrie hanyalah sebuah mesin untuk memperkaya pundi-pundi keluarga Bakrie, bahkan ada yang beranggapan bisnis keluarga Bakrie sebagai kendaraan politik Aburizal Bakrie dalam menghadapi kompetisi suksesi pemimpin nasional 2015. Isu semacam ini bagi saya seperti dua sisi mata pedang. Di satu sisi bisa berdampak negatif karena bisa merusak citra dan kapabilitas perusahaan c.q keluarga Bakrie sebagai sasaran tembak, namun di sisi lain berdampak positif karena semakin mendongkrak nama keluarga Bakrie. Orang-orang jadi ingin tahu dan mengenal lebih dalam riwayat keluarga Bakrie!

Jika isu itu akan menjadi pendongkrak popularitas keluarga Bakrie, tentu saya sangat berterima kasih. Tapi bagi saya isu itu merupakan black campaign yang mesti di-counter secara arif dan bijak. Semua orang sah saja menganggap keluarga Bakrie menjadi semakin kaya raya berkat bisnis yang dijalankannya. Justru tesis ini menjadi indikator bahwa perusahaan milik keluarga Bakrie berkembang maju dan menguntungkan. Kemajuan dan keuntungan ini tentu saja tidak hanya berimbas pada surplus laba keluarga Bakrie sebagai pemilik saham, tetapi juga pada kesejahteraan karyawan karena income mereka juga meningkat. Kehidupan keluarga para karyawan semakin terjamin!

Mengenai isu bahwa kelompok usaha Group Bakrie hanya akan menjadi kendaraan politik Aburizal Bakrie, hal itu hanyalah isu murahan. Rakyat Indonesia sekarang sudah semakin cerdas dan bijak dalam memilih pemimpin. Mereka akan memilih pemimpin bukan sekadar berdasar popularitas dan latar sosial ekonominya, melainkan karena kapasitas individu dengan ukuran-ukuran kualitatif sebagai pemimpin. Bahwa Aburizal Bakrie ada kaitannya dengan perusahaan keluarga Bakrie itu tak bisa dipungkiri, tapi antara ranah politik dan bisnis tak bisa dicampur aduk.

Di negara-negara yang sudah maju, pengusaha yang terjun ke dunia politik sangat banyak, dan itu sah saja. Justru pengalaman sebagai pemimpin perusahaan bisa menjadi referensi dan tolak ukur seberapa besar kemampuannya dalam memimpin. Karena memimpin perusahaan hakekatnya juga memimpin sebuah negara kecil, dimana seorang pemimpin perusahaan harus pandai memanaje perusahaan agar tercapai kemajuan dan kesejahteraan karyawan yang menjadi rakyatnya. Dan saya yakin, rakyat Indonesia lebih melihat sosok Aburizal Bakrie karena kapasitas pribadinya sebagai pemimpin yang telah teruji!

Menyadari bahwa isu yang berkembang di luar lebih banyak menyoroti keluarga Bakrie sebagai pemilik perusahaan, bukan pada prestasi dan keunggulan usaha yang dijalankan, maka saya akan berusaha merubah paradigma itu. Kelompok usaha Group Bakrie bukan sekadar perusahaan milik keluarga Bakrie, melainkan juga milik seluruh karyawan dan keluarganya yang ikut andil dalam menggerakkan roda bisnis Group Bakrie. Kelompok usaha Group Bakrie ini tak ubahnya sebuah rumah besar yang di dalamnya berlindung ratusan ribu jiwa keluarga karyawan. Dengan semangat sense of belonging saya mengharapkan para karyawan yang bernaung dalam kelompok usaha Group Bakrie merasa seperti satu keluarga besar.

Selain merubah paradigma kelompok usaha Group Bakrie identik keluarga Bakrie atau hanya menguntungkan keluarga Bakrie an sich, saya juga akan merubah paradigma kelompok usaha Group Bakrie bukan sekadar perusahaan yang berorientasi pada kapitalisasi modal (profitable), tetapi juga berwajah lingkungan dan kemanusiaan. Di mana-mana dunia bisnis kerap dicap sebagai aktivitas yang berwajah kotor dan tak berperikemanusiaan, karena lebih banyak memikirkan mengeruk keuntungan finansial. Mereka seakan tak peduli pada lingkungan dan sisi-sisi sosial kemanusiaan.

Ada anekdot yang mengatakan; perusahaan itu tak ubahnya makhluk yang kerjanya cuma makan dan menggemukkan badan, tapi giliran mengeluarkan kotoran dibuang seenaknya. Kesan bahwa perusahaan adalah makhluk yang rakus, eksploitatif, tidak bertanggung jawab, dan perusak lingkungan harus segera dihapus. Sebagai CEO Group Bakrie saya akan berusaha mengembangkan usaha-usaha yang kreatif, inovatif, bertekhnologi tinggi, tapi juga berwajah humanis dan berwawasan lingkungan. Mungkin kita bisa membuat motto baru; apa yang kita makan (gunakan) dan buang akan sama bermanfaat.

Memanfaatkan Peluang Dalam Industri Seni dan Hiburan

Dewasa ini banyak usaha yang tak bisa dilepaskan dari pemanfaatan kemajuan teknologi informasi, seperti internet dan perangkat-perangkat yang mendukung hal itu. Tentu ini sebuah peluang dan kesempatan yang tak bisa diabaikan begitu saja. Industri di bidang sarana tekhnologi informasi dan variasinya maupun produk turunan yang menjadi pendukung dalam aktivitas tersebut sangat besar sekali nilai keuntungannya. Penemuan-penemuan di bidang teknologi terbarukan akan lebih besar potensinya untuk dijadikan lahan bisnis. Karenanya divisi riset dan pengembangan akan lebih saya dayagunakan!

Selain peluang usaha di bidang IT, bidang usaha lain yang tak kalah besar potensinya adalah industri seni dan hiburan. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar (ke-5 dunia) dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang makin meningkat, maka kebutuhan sekunder yang berhubungan dengan seni dan hiburan akan tumbuh pesat. Menurut Studi Kuntjoro (2008) penduduk Indonesia golongan menengah berjumlah 40 % dan golongan kaya raya 20 %. Dengan GDP US$ 13.000 atau di atas Rp. 120 juta pertahun sebanyak 20 % atau 47,6 juta penduduk Indonesia, dua kali lipat penduduk Malaysia. Dan setiap tahun diperkirakan dari golongan ini bertambah sekitar 10 %. Maka tak heran bila jalan raya kita macet karena dipenuhi mobil dan sepeda motor, bandara penuh dengan orang-orang bepergian, mal, pusat perbelanjaan, salon, bioskop, dan tempat-tempat hiburan ramai dikunjungi.

Karenanya industri kreatif dalam bidang seni dan hiburan seperti; film, musik, lagu, buku, pertelevisian, seni lukis, seni panggung, pariwisata, dan lain sebagainya sangat besar sekali potensinya untuk dikembangkan sekaligus menjadi lahan bisnis yang tak pernah kering. Konsumsi masyarakat atas produk/jasa di sektor ini akan terus meningkat. Mungkin Group Bakrie bisa bikin lini usaha baru dengan nama Bakrie Enterprise atau bikin studio besar macam MGM, 20 Century Fox, Paramount Picture’s, dan semacamnya seperti di Amerika. Atau membangun wahana hiburan macam Disney Land, Disney World, dan semacamnya dengan corak atau style beda. Intinya, bisnis yang berkaitan dengan bidang seni dan hiburan digarap sedemikian rupa hingga menghasilkan nilai tambah luar biasa.

Ancaman Dan Tantangan Dihadapi Dengan Kearifan

Dunia usaha tak pernah sepi dari intrik, persaingan, dan krisis. Semua itu bisa dianggap sebagai ancaman tapi juga tantangan. Selama kita tetap tenang dan berpikir positif, niscaya semua persoalan bisa diatasi. Sebagaimana sebuah pohon berusia 70 tahun yang kokoh dan tinggi menjulang, kita tentu sudah cukup berpengalaman dan punya resistensi terhadap badai persoalan. Kami tahu, para kompetitor berlomba-lomba berusaha menggeser kedudukan kami. Dinamika pasar yang fluktuatif dan unpredictable menjadi tantangan tidak ringan. Ancaman krisis ekonomi akibat perubahan peta politik dan kebijakan, baik secara nasional atau global juga harus selalu dicermati. Kesiapan dan antisipasi secara matang dan bijaksana merupakan solusi efektif dalam menghadapinya.

Sebagai CEO Group Bakrie posisi saya tentu berada di pucuk pohon. Sebuah kedudukan yang tidak ringan, karena terjangan angin dan badai akan lebih mudah mengombang-ambingkan, bahkan bisa mematahkannya. Tapi selama akar, batang, dan dahan yang mendukung dari bawah sangat kuat, niscaya semua itu akan mudah dihadapi. Sebagai pimpinan saya mesti memiliki keteguhan hati dan kejernihan dalam berpikir sehingga mampu mengatasi setiap persoalan yang muncul. Saya juga harus mampu menguatkan kepercayaan diri para karyawan dan relasi untuk senantiasa memelihara loyalitas maupun integritas. Sebagai nakhoda kapal saya mengemban amanah membawa seluruh penumpang ke dermaga tujuan dengan selamat dan sentosa!

Dengan posisi di pucuk pohon mengharuskan saya untuk meluaskan cakrawala pandang. Saya mesti tahu situasi dan kondisi yang sedang terjadi di luar. Mentransformasikan beberapa ilmu dan pengetahuan baru. Menginternalisasi nilai-nilai positif yang bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi perusahaan. Serta tak lupa untuk selalu mendengar, membaca, merespon, dan berbagi (sharing) atas setiap persoalan yang muncul, karena sebagaimana yang saya kemukakan di atas, kelompok usaha Group Bakrie adalah sebuah rumah besar yang didiami sebuah keluarga besar pula. Kepala keluarga (baca; CEO) hakekatnya adalah pengemban amanah dan pelayan bagi seluruh anggota keluarga. Kemajuan dan keuntungan perusahaan bukan semata hasil kerja sang CEO, melainkan buah kerja keras seluruh elemen yang ada dalam perusahaan. Karena kami menjunjung tinggi kebersamaan, bukan perorangan atau golongan. Group Bakrie, milik kita bersama! (*)

Minggu, 20 Mei 2012

Sepatu Butut Mengajarkan Aku Arti Perjuangan Hidup

Pengalaman Pribadi :
Oleh Eko Hartono

Bicara soal sepatu, aku jadi ingat masa sekolah dulu. Pada tahun 1983, saat masih SMP, aku punya sepasang sepatu warna hitam. Tidak seperti Pak Dahlan Iskan yang dari SD, SMP, hingga SMA tak punya sepatu. Aku sendiri juga bukan dari keluarga berada, tapi bersyukur orang tua masih bisa membelikan sepatu. Namun tidak seperti anak zaman sekarang, setiap pergantian semester sudah ganti sepatu atau paling tidak setahun sekali. Aku hanya punya satu-satunya sepatu yang tak pernah ganti selama 3 tahun!

Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sepatu itu? Belum ada setahun dipakai, kondisinya sudah berubah. Warnanya yang hitam berubah kusam, alasnya menipis, kulit sepatu yang terbuat dari kain terburai jahitannya, bahkan pada ujungnya berlobang, memperlihatkan jempol kaki. Pernah karena talinya putus, terpaksa aku menggantinya dengan tali rafia! Agar warnanya tidak kusam, aku menggosoknya dengan arang sebagai pengganti semir!

Kenapa aku tetap bertahan memakai sepatu itu? Bukan karena aku mencintainya, tapi karena keadaan. Orang tua tidak mampu membelikan yang baru. Dalam hati aku sebenarnya pengen dibelikan yang baru, tapi apa mau dikata, aku mesti memahami keadaan orang tua. Aku masih punya tiga orang adik yang membutuhkan perhatian juga. Mau tak mau aku mesti ‘mencintai’ sepatu itu!

Karena sepatu itu setia menemaniku selama tiga tahun lamanya, sehingga ia sudah menjadi bagian dari hidupku. Keberadaannya tak bisa dipisahkan dari aktivitasku belajar di sekolah. Berbagai suka duka telah kulewati bersama sepatu itu. Tapi ada satu yang amat berkesan dan sampai sekarang terbayang dalam benakku. Saat kelas 2 SMP, guru Bahasa Indonesia meminta murid-murid menulis puisi dengan tema lingkungan sekitar.

Entah kenapa, secara spontan aku menuliskan perasaanku tentang sepatu itu. Sayang, aku kehilangan teks aslinya. Tapi aku masih ingat betul bagaimana isi puisi tersebut. Dengan bahasa yang jujur aku mengungkapkan keadaan sepatu itu. Aku tuliskan bahwa sepatu itu sudah butut, warnanya kusam, jempol kaki mengintip dari balik lubang, alasnya yang tipis seperti tak memakai sepatu sehingga menginjak kerikil pun terasa di kulit. Meski demikian aku menganggap sepatu itu pahlawan karena membantuku menuntut ilmu!

Tiba-tiba Pak Guru memintaku maju ke depan untuk membacakan puisi karyaku. Tentu saja aku jadi gugup dan tegang. Kupikir Pak Guru marah dan menganggap aku main-main menulis puisi yang isinya tidak puitis. Bahkan teman-temanku pada tertawa selesai aku membacakan puisiku. Mungkin mereka menganggap lucu isi puisiku. Tapi tidak demikian dengan Pak Guru. Beliau malah memujiku dan memberi nilai 10 atas puisi itu!

Pak Guru lalu menerangkan bahwa puisi yang baik adalah puisi yang ditulis dengan penuh penjiwaan atau penghayatan atas pengalaman hidup si penulis. Pak Guru memberi motivasi kepadaku agar memupuk kemampuanku dalam menulis, karena beliau melihat aku berbakat menjadi pengarang. Pujian dan dorongan semangat dari Pak Guru itulah yang secara tidak langsung ikut berperan dalam karirku kemudian hari di bidang kepenulisan.

Sudah duapuluh tahun lebih aku menekuni dunia kepenulisan, meski tidak tergolong penulis ternama, tapi setidaknya dari kegiatan menulis aku bisa hidup mandiri dan mampu menghidupi keluarga. Pengalamanku di masa lalu dengan sepatu butut itu secara tidak langsung ikut membentuk kepribadianku. Karena sepatu butut itu telah mengajarkan aku untuk menghargai nilai sebuah benda dan memahami arti perjuangan hidup! (*)

Sabtu, 19 Mei 2012

Perempuan Berselempang Parang

Oleh Eko Hartono
Cerpen ini dimuat di Kedaulatan Rakyat, Minggu, 13 Mei 2012

Ke mana pun pergi Lasmi selalu membawa parang yang diikat dengan sebuah tali dan diselempangkan pada badannya. Orang-orang menyebutnya perempuan berselempang parang. Tak ada yang tahu, kenapa ia selalu membawa senjata tajam itu ke mana-mana. Sampai ada yang berseloroh, saat tidur pun parang itu masih melekat di badannya.

Tapi bisa dimaklumi kenapa Lasmi selalu membawa parang. Mungkin untuk menjagai diri. Sejak suaminya mati secara misterius beberapa waktu lalu, tak ada lagi pelindung buat dirinya yang sebatang kara. Ayah ibunya telah lama tiada. Tak ada saudara dekat yang bisa dijadikan tempat bergantung. Sementara perkawinannya yang baru berjalan dua tahun belum berbuah anak.

Tak terperikan betapa sedih hati Lasmi. Ia harus tinggal sendirian di rumah kecil peninggalan suaminya. Hari-hari dijalani dalam suasana sepi yang memagut hati. Pernah datang seorang pamannya meminta dia untuk menikah lagi, biar ada yang mengayomi dan melindunginya, tapi Lasmi menggeleng tegas. Ia tak akan pernah menikah sebelum menemukan pembunuh suaminya.

Aih, ternyata dendam kesumat yang menyebabkan kabut perkabungan masih membayang di wajahnya dan merubah penampilannya. Lasmi tak terlihat lagi sebagai perempuan lemah. Ia tampak garang dengan sepasang sorot mata tajam, terlebih dengan sebilah parang terselempang di badan. Laki-laki mana pun ciut nyali mendekatinya. Mereka mesti berpikir seribu kali untuk menggodanya.

Masih terekam jelas dalam ingatan Lasmi, jasad suaminya dibawa ke hadapannya dalam keadaan berlumuran darah. Orang-orang bilang, Marno jatuh dari atas tebing saat memecah batu kapur. Tapi Lasmi tak percaya. Ia pernah mendengar keluh kesah suaminya beberapa hari sebelum kematiannya. Ada pengusaha bermodal besar berniat mengambil alih lahan milik penambang batu kapur tradisional. Sebagian penambang tradisional merelakan tanahnya dibeli. Hanya Marno yang masih ngotot mempertahankan lahannya.

Bukan kenapa, tapi karena harga ganti rugi yang ditawarkan tak seberapa. Lagi pula terpikir dalam benaknya, mau makan apa mereka jika mata pencahariaan satu-satunya dimatikan. Memang, warga dijanjikan akan dijadikan pekerja bila lahan itu telah dikelola perusahaan. Tapi Marno tak percaya pada janji itu!

“Mereka telah punya traktor dan mesin pengolah. Mereka tak memerlukan lagi tenaga manusia,” ucap Marno resah.

Marno bukan orang berpendidikan tinggi. Dia buta politik. Dia juga tak paham soal-soal bisnis dan perhitungannya. Tapi dia peka terhadap keadaan. Pengalaman hidup yang keras mengasah ketajaman insting dan nalurinya. Ia tahu, usaha pengambil alihan lahan milik warga menyalahi aturan. Upaya itu juga bisa memiskinkan warga sekitar yang sudah terlanjur miskin. Anehnya, kenapa pengusaha bermodal besar itu bisa mendapat ijin masuk ke wilayah mereka?

“Ini pasti ada permainan,” gumamnya seakan bicara pada diri sendiri.

“Sudahlah, Mas. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting mas sudah menolak!” tukas Lasmi menepis keresahan hati sang suami.

Sekarang Lasmi baru sadar, permainan apa yang dimaksud almarhum suaminya. Permainan orang-orang yang rakus dan tamak. Permainan orang-orang yang lebih mementingkan keuntungan pribadi dari pada kemaslahatan masyarakat. Permainan yang membawa Marno ke dalam pusaran tarik menarik kepentingan hingga berujung pada kematian. Marno bukan mati secara wajar, tapi sengaja dijadikan tumbal!

“Kamu jangan terlalu berpikiran jauh begitu, Las. Kamu jangan curiga berlebihan. Apa buktinya kalau Marno telah dibunuh?” ujar Hardi, teman dekat Marno, saat berkunjung ke rumah Lasmi untuk menengok keadaannya.

Tidak kepada sembarang orang Lasmi mau menumpahkan uneg-unegnya. Hardi sudah dianggap saudara dekat. Ketika Marno meninggal, Hardi dan istrinya kerap datang memberi pelipuran dan membesarkan hati Lasmi. Perasaan Lasmi terharu melihat kepedulian mereka. Maka, tak segan pula Lasmi mengungkapkan uneg-uneg dan keluh kesah hatinya. Tapi entah, ketika muncul niat Lasmi untuk mengusut kematian suaminya, Hardi menyatakan keberatannya.

“Mas Hardi kan tahu, Mas Marno tewas setelah ada persoalan dengan pengusaha besar itu. Apakah itu tidak mencurigakan?” cetus Lasmi.

“Itu hanya kebetulan saja. Kenyataannya, semua orang melihat kalau suamimu jatuh dari atas tebing. Tidak ada yang mendorongnya. Jadi itu murni kecelakaan, bukan kesengajaan!” bantah Hardi.

Lasmi menarik nafas panjang. Sepertinya percuma ia membahas soal ini dengan bekas sahabat almarhum suaminya itu karena selalu berseberangan. Dulu, saat suaminya masih hidup, dipikirnya kedua laki-laki ini bak pinang dibelah dua. Dalam segala hal mereka seia sekata, seiring sejalan, dan sehaluan sepandangan. Tak pernah terlihat mereka bersilang pendapat apalagi bertengkar. Rasa senasib sebagai penambang batu kapur mengikat jiwa mereka dalam persekutuan.

Namun entah, apakah waktu dan keadaan telah merubah segalanya. Lasmi tak hendak bersu’uzon, tapi gelagat Hardi memancing kecurigaan. Apalagi ketika akan berpamitan pulang, laki-laki itu sempat menitipkan pesan yang mengecutkan hati. “Kalau boleh aku bersaran, tanggalkan parangmu dan berperilakulah seperti perempuan normal. Usiamu masih muda dan masih panjang jalan yang akan kamu tempuh. Tak ada salahnya kamu menyetujui menjual lahan itu toh sudah tidak ada lagi yang mengerjakannya!” Lasmi melepas Hardi sampai di depan pintu.

Sepeda motor baru yang dikendarainya menderu menerbangkan debu-debu. Sepeda motor baru…? Ah, ternyata memang banyak yang berubah pada diri sahabat suaminya itu!

***

Malam ini Lasmi duduk di beranda rumahnya sambil memandang bintang-bintang di langit. Rusuh hatinya seperti tak bisa dibendung. Parang yang ada di pangkuannya baru saja ditajamkan dengan batu pengasah. Mata parang berkilau ditimpa cahaya lampu dari dalam rumah.

Siang tadi tanpa sengaja ia mendengar percakapan orang-orang di gardu pos ronda saat pulang dari ladang.
“Enakan Hardi sekarang, jadi kaki tangan pengusaha kaya itu. Baru sebulan bekerja dia sudah bisa membeli motor baru!”

“Ah, tapi dapat uang dari menjual teman sendiri, apa enaknya? Sama saja pengkhianat!”

“Apa maksudnya?”

“Apa kalian tidak tahu, Marno jatuh dari atas tebing setelah berselisih dengan Hardi. Karena Hardi berusaha merayu Marno untuk menjual lahannya. Mungkin karena pusing oleh pertengkaran itu, Marno jadi kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh!”

Lasmi tertegun mendengar bincang-bincang mereka.

Dan malam ini, ia telah mengasah parangnya. Ingin menyudahi dendam yang lama membara dalam dadanya. Ia akan menjemput Hardi di rumahnya dan mengantarnya menemui sahabatnya di alam baka. Biar parang ini sebagai kendaraannya! (*)

Senin, 30 Januari 2012

Dilema Arjuna

Cerpen ini dimuat di Seputar Indonesia, Minggu 29 Januari 2012

Langit padang Kurusetra siang itu terlihat gelap karena diselimuti awan hitam. Suasana tampak suram dan kelabu. Angin bertiup kencang. Mengibarkan panji-panji dan bendera pasukan yang berdiri di garis terdepan. Kulihat wajah mereka bergairah oleh gelora patriotisme yang membakar dada. Inilah saatnya pembuktian, siapa paling unggul diantara Pandawa dan Kurawa. Siapa paling berhak atas tahta Astina!

Aku berkeliling dengan kudaku untuk memeriksa kesiapan para prajurit Pandawa. Mereka terlihat sangat siap dengan segala perlengkapan perang tersandang di badan. Baju besi, tameng, pedang, panah, tombak, gada, kereta perang, bahkan belati terselip di pinggang. Sungguh, kali ini perang bukan sekadar permainan kata-kata di meja perundingan, tapi benar-benar akan dikobarkan.

Usai memeriksa kesiapan pasukan Pandawa, aku lalu melihat kesiapan pasukan Kurawa di seberang. Dengan alat teropong aku bisa menyaksikan perkemahan kaum Kurawa, ribuan prajurit Astina yang berdiri di garis terdepan. Aku juga bisa melihat para kesatria Kurawa, panglima perang mereka. Diantara mereka terlihat wajah-wajah yang tak asing lagi seperti guru besar Dorna, Kakek Bisma, Paman Sengkuni, Duryudana dan saudara-saudaranya. Mereka sejatinya adalah keluargaku juga.

Tiba-tiba hatiku diliputi rasa miris dan kelu. Kusadari bila perang besar ini bukan sekadar pembuktian antara salah dan benar, siapa paling unggul, tapi juga sebuah pembantaian. Pertumpahan darah antara keluarga, sanak saudara, kawan dekat, tetangga, kerabat, satu bangsa. Masih perlukah perang ini dikobarkan bila musuh yang dihadapi tak lain adalah saudara sendiri? Tegakah kami membunuh sanak kadang kami sendiri? Gugat suara dalam hatiku. Bulu kudukku tiba-tiba meremang diliputi perasaan tak karuan. Hatiku menjadi goyah.

Aku lalu bergegas menuju ke kemah Sri Kresna. Bisa kurasakan gemetar badanku saat berhadapan dengan titisan Wishnu itu.

“Wahai, suami Laksmi yang bijaksana. Tidakkah sebaiknya perang ini dihentikan sebelum jatuh korban?” cetusku gundah.

“Ada apa, Arjun? Kenapa tiba-tiba kamu meminta perang ini dihentikan? Apa yang terjadi padamu?” tanya Sri Kresna malah heran.

“Aku tak mau jatuh korban tak berdosa, Kakang. Kita berperang bukan melawan siapa-siapa tapi melawan keluarga sendiri. Aku tak sanggup melakukannya!”

“Kenapa hatimu tiba-tiba jadi lemah. Kamu jangan dikuasai rasa sentimentil. Mereka memang keluargamu, tapi menegakkan kebenaran tak mengenal keluarga atau teman. Jika ingin memperjuangkan kebenaran dan keadilan, tutuplah kedua mata dari segala pandangan. Pusatkan hati dan pikiran kepada inti kebenaran. Peperangan yang kita kobarkan kepada Kurawa bukan bertujuan memusnahkan mereka, tapi memusnahkan kejahatan yang ada dalam diri mereka!”

“Tapi, Kakang. Haruskah menegakkan kebenaran dilakukan dengan jalan perang? Di mana kita menempatkan perikemanusiaan yang berdasarkan pada cinta kasih…?”

“Bagaimana kalau perikemanusiaan dicederai? Apakah kita diam saja?”

“Maksud, Kakang?”

“Tindakan Duryudana dan saudara-saudaranya selama ini telah mencederai kemanusiaan. Mereka kerap berbuat kejahatan dengan menistakan dan merendahkan orang lain. Mereka banyak membunuh rakyat yang tak berdosa. Sebagai kesatria pembela kebenaran kita tidak bisa hanya diam menyaksikan kesewenang-wenangan mereka!”

“Aku bisa memahami bila yang kita lawan adalah Duryudana dan saudara-saudaranya yang suka berbuat kejahatan. Tapi bagaimana dengan Resi Bisma, Resi Dorna, dan para rakyat Astina yang tak berdosa? Sampai hatikah kita melawan mereka?”

Sri Kresna terdiam. Aku bisa membaca raut wajahnya yang diliputi kegalauan. Sebagai seorang waskita Sri Kresna banyak memberikan nasehat dan wejangan berharga kepada keluarga Pandawa. Dengan kearifan dan kebijaksanaannya pula dia mampu menjadi penengah dalam perseteruan antara Kurawa dan Pandawa. Dia yang mencetuskan bharatayuda sebagai jalan keadilan bagi penyelesaian pertikaian panjang diantara para pangeran Kuru.

Aku yakin, Sri Kresna bisa ikut merasakan dilema yang membelit hatiku. Apa pun alasannya perang hanya akan menimbulkan luka dan penderitaan. Aku berharap Sri Kresna bisa menyampaikan kepada para dewata untuk mencabut kutukan bharatayuda. Namun harapanku sepertinya sia-sia.

“Aku tahu perasaanmu, Arjun. Kamu sangat menghormati guru besarmu Dorna dan kakekmu Bisma. Mereka orang-orang yang kamu cintai. Tapi kamu semestinya tahu, mereka ikut berperang bukan untuk membela Kurawa. Mereka berperang membela kehormatan negara Astina. Mereka berperang bukan didasari oleh nafsu kekuasaan,” tutur Sri Kresna memberikan penjelasan.

“Tapi, Kakang. Keberadaan mereka di tengah pasukan Kurawa menimbulkan keragu-raguan dan kemasygulan dalam hati kami. Perasaan kami diliputi kebimbangan jika berhadapan dengan mereka!”

“Kesatria sejati tidak perlu ragu dan bimbang. Karena keraguan dan kebimbangan melemahkan jiwa. Kuatkan jiwamu untuk menghadapi perang ini. Darah yang tumpah dalam peperangan ini bukan darah kesia-siaan, tetapi darah kehormatan. Semua yang mati dalam peperangan ini pantas disebut pahlawan. Karena mereka berperang bukan hanya untuk menegakkan kehormatan keluarga, tapi juga kehormatan bangsanya!”

Aku tercenung mendengar ucapan Sri Kresna. Apa yang dikatakannya mengandung makna amat dalam. Selanjutnya Sri Kresna memberikan banyak wejangan kepadaku. Beliau menyenandungkan bhagawadgita (Nyanyian Orang Suci) yang merasuk begitu dalam ke relung kalbu. Hatiku dibuat tentram dan sejuk. Aku bisa menghayati makna kehidupan yang terkandung di dalam syair bhagawadgita. Jiwaku yang tadinya lemah kini menjadi lebih kuat. Aku siap menghadapi bharatayuda. Karena perang ini bukan untuk melampiaskan hawa nafsu melainkan menegakkan kebenaran dan keadilan.

Ketika menginjak hari ke sepuluh perang bharatayuda, hatiku kembali diliputi rasa bimbang dan ragu. Karena pada hari ini aku harus berhadapan dengan Kakek Bisma. Sungguh, ini bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani. Terbayang kehidupan masa kecil saat kami masih tinggal di istana Astina. Kami berlima dalam pengasuhan kakek Bisma. Beliau seorang tua yang arif dan bijaksana. Beliau sangat menyayangi kami. Beliau tak membeda-bedakan kasih sayangnya kepada anak-anak Kurawa maupun Pandawa.

Tanpa terasa air mataku menetes membayangkan wajah Kakek Bisma. Meskipun sudah berumur, tapi beliau masih tampak gagah dan awet muda. Sebagai kesatria beliau sangat teguh memegang prinsip. Dalam diri beliau tak ada lagi hasrat dan nafsu kepada duniawi. Kehidupannya sepenuhnya diabdikan untuk kejayaan dan kehormatan Astina, negeri warisan leluhurnya. Beliau rela menjadi seorang wadad (tidak menikah seumur hidup) demi menjaga keutuhan dan kesatuan Astina.

Sungguh, perasaanku dibelit dilema yang luar biasa besarnya. Seluruh syaraf dalam tubuhku seperti lumpuh saat membayangkan diriku harus berhadapan dengan orang tua yang sangat aku cintai dan hormati. Di tengah gelombang kebimbangan ini aku lalu mencoba bersemedi, berkomunikasi dengan Sang Pencipta untuk meminta petunjuk. Aku ingin mencari kebenaran atas langkahku berhadapan dengan Kakek Bisma. Tiba-tiba aku seperti melihat jagat alam semesta terbentang di depan mataku.

Jiwaku seakan bisa menembus dimensi waktu. Aku menyaksikan semua kejadian yang pernah terjadi di muka bumi. Aku melihat kehidupan Bisma di waktu muda. Dalam sebuah peristiwa yang sangat dramatis Bisma mengacungkan anak panah ke arah Dewi Amba, perempuan yang mencintainya dengan setulus hati. Karena diliputi kebimbangan –antara memegang sumpah dan menuruti kata hati— tanpa sadar anak panah melesat menembus jantung wanita tak berdosa itu. Kulihat Bisma muda tergugu diliputi penyesalan amat dalam. Bisa kurasakan geletar perasaannya yang terluka!

Aku mengikuti perjalanan arwah Dewi Amba. Meski mati di tangan kekasih pujaan hati, namun dia merasa sangat bahagia. Dia mampu membuktikan ketulusan cintanya yang dalam. Dia berjanji akan setia menanti kekasih hatinya di alam nirwana. Sementara Bisma sepanjang hayatnya terus dihantui oleh bayang-bayang Dewi Amba. Meski sebelum meninggal Dewi Amba telah memaafkan kekhilafannya, namun Bisma tak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri atas perbuatannya itu.

Tiba-tiba sebuah bisikan halus menyusup ke dalam sanubariku. “Wahai, titisan Sang Wishnu. Jemputlah kekasih hatiku Dewabrata. Penuhi kewajibanmu mengantarnya ke nirwana!”

“Aku tak sanggup, Dewi!” ucapku jujur.

“Baiklah, kalau begitu biar aku sendiri yang menjemputnya. Aku akan meminjam ragamu agar bisa bertemu kekasih hatiku!”

Sebuah keajaiban terjadi. Saat aku membuka mata, kulihat diriku sudah berubah wujud. Aku bukan lagi seorang laki-laki dengan kumis dan dada bidang berotot, melainkan telah menjelma sebagai perempuan. Namun aku bukan perempuan sembarangan. Dengan menyandang gendewa dan tabung panah di punggung aku tak ubahnya prajurit perang yang siap berlaga. Aku baru sadar inilah jalan keadilan yang diberikan dewata agar aku bisa menghadapi Kakek Bisma tanpa rasa segan. Aku tak akan dikenali kakek Bisma sebagai Arjuna, melainkan Srikandi!

Ya, namaku Srikandi…

Tanpa ragu lagi aku segera meluncur ke tengah medan laga. Kulihat kakek Bisma masih berdiri di atas keretanya. Semua serangan panah, tombak, dan pedang dari prajurit Indraprastha tak satupun mampu melumpuhkannya. Dengan cekatan aku segera mengeluarkan anak panah dari tabung yang berada di balik punggungku. Ribuan anak panah berhasil kusasarkan pada kakek Bisma dan menancap di sekujur tubuhnya. Tapi beliau masih terlihat tegar dan berdiri tegak. Beliau tampak kaget melihat kemunculanku!

“Siapa kamu?” tanyanya penuh keheranan.

“Namaku Srikandi!” jawabku tegas.

Untuk beberapa saat kakek Bisma memandangku dengan seksama. Perasaanku dibuat jengah. Aku khawatir dia mengenaliku. Tiba-tiba dari mulutnya meluncur sebuah kalimat pendek nyaris seperti gumaman, “Dewi Amba…?”

Aku tercekat. Aku teringat bisikan arwah Dewi Amba. Aneh, tiba-tiba bibirku seperti bicara sendiri tanpa kuperintah. “Ya, aku Dewi Amba! Aku datang untuk menjemputmu, Kakang Dewabrata!”

“Syukurlah, akhirnya engkau datang kekasihku!” Kedua tangan kakek Bisma membentang seperti hendak menyongsong kehadiran seseorang.

Aku melihat cahaya memancar di jantung kakek Bisma. Seperti ada yang menggerakkan, tiba-tiba tanganku mengangkat gendewa. Sebuah anak panah meluncur deras dan tepat mengenai jantung Kakek Bisma. Tubuhnya langsung roboh, tak bangkit lagi. Dia telah mengakhiri riwayatnya, dijemput kekasih tercinta menuju alam nirwana. Seperti tersadar dari mimpi buruk aku segera menghambur mendekap tubuh kakek Bisma. Menangisi kepergiannya. Langit padang Kurusetra seketika berubah menjelaga!

Tirtomoyo, Januari 2012

Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/464423/